Penyakit ditempat kerja akibat factor biologi


Penyakit ditempat kerja akibat factor biologi biasanya disebabkan oleh makhluk hidup sehingga menyebabkan gangguan kesehatan pada pekerja yang terpajan. Potensi bahaya yang menyebabkan reaksi alergi atau iritasi akibat bahan-bahan biologis, seperti debu kapas, dedaunan, bulu, bunga, dan sebagainya.
penyakit biologi dapat didefinisikan sebagai debu organik yang berasal dari sumber-sumber biologi yang berbeda seperti virus, bakteri, jamur, protein dari binatang atau bahan-bahan dari tumbuhan seperti produk serat alam yang terdegradasi.
penyakit biologi dapat dibagi menjadi dua yaitu yang menyebabkan infeksi dan non-infeksi. Bahaya dari yang bersifat non infeksi dapat dibagi lagi menjadi organisme viable, racun biogenik dan alergi biogenik.
Factor-faktor penyebab penyakit akibat biologi:
1.      Kontak dengan individu yang terinfeksi, sekresi, ekskresi, atau jaringan tubuh manusia seperti hepatitis, AIDS, tbc, flu burung, flu babi, demam berdarah, anthrax.
2.       Akibat penularan dari binatang yang menginfeksi manusia secara langsung atau kontak dengan sekresi, ekskresi, jaringan tubuh binatang yang terinfeksi atau via vektor.
3.      Akibat polusi udara yang mengandung mikroorganisme yang  menimbulkan penyakit seperti pekerja kantor yang memakai AC sentral. pembersih cerobong asap pabrik, pabrik penghasil debu-debu.:
a.       Inhalation fever, akibat paparan  udara yang berat : metal fume  fever, polymer fume fever, organic dust fever, legionenelosis
b.      Allergi akibat polusi udara : asma kerja, pneumonitis hipersensitivitas.
Bakteri dan virus merupakan makhluk yang sangat mudah berkembang biak dan penyakit yang disebabkannya sangat mudah menular. Saat ini sejumlah penyakit menular dan mematikan telah berpindah dari hewan ke manusia dan dari manusia ke hewan. Infeksi silang-spesies dapat berasal dari peternakan atau pasar, dimana kondisi menciptakan pencampuran patogen. Yang memberi patogen kesempatan untuk bertukar gen dan peralatan sampai dengan membunuh inang yang sebelumnya asing.
       I.            Penyakit kerja yang disebabkan factor biologis virus:
A.    Hepatitis B dan C
Virus hepatitis dapat menular dari satu orang ke orang lain, dengan cara penularan yang berbeda-beda. virus hepatitis B dan C menyebar terutama melalui kontak darah dan cairan tubuh. Seseorang bisa saja terinfeksi lebih dari 1 jenis virus hepatitis. Karena risiko yang berbahaya bagi hati penderita, seseorang yang menderita hepatitis C harus berkonsultasi dengan dokter untuk juga mendapatkan vaksin terhadap hepatitis A dan hepatitis B. Tidak seperti hepatitis A dan B, hepatitis C belum ada vaksinnya.
Hepatitis B bisa menular kepada setiap orang. Seperti penularan dari ibu ke bayi saat melahirkan, hubungan seksual, transfusi darah, jarum suntik, maupun penggunaan alat kebersihan diri (sikat gigi, handuk) secara bersama-sama. Hepatitis B dapat menyerang siapa saja, akan tetapi umumnya bagi mereka yang berusia produktif akan lebih beresiko terkena penyakit ini. Jika trekena hepatistis B dapat ditangani dengan cara:
a)      Pengobatan oral
ü  pemberian obat lamivudine dari kelompok nukleosida analog, yang dikenal dengan nama 3tc. Obat ini digunakan bagi dewasa maupun anak-anak, pemakaian obat ini cenderung meningkatkan enzyme hati (alt) untuk itu penderita akan mendapat monitor bersinambungan dari dokter.
ü  pemberian obat adefovir dipivoxil (hepsera). Pemberian secara oral akan lebih efektif, tetapi pemberian dengan dosis yang tinggi akan berpengaruh buruk terhadap fungsi ginjal.
ü   pemberian obat baraclude (entecavir). Obat ini diberikan pada penderita hepatitis b kronik, efek samping dari pemakaian obat ini adalah sakit kepala, pusing, letih, mual dan terjadi peningkatan enzyme hati. Tingkat keoptimalan dan kestabilan pemberian obat ini belum dikatakan stabil.


b)      Pengobatan dengan injeksi/suntikan
Pemberian suntikan Microsphere yang mengandung partikel radioaktif pemancar sinar ß yang akan menghancurkan sel kanker hati tanpa merusak jaringan sehat di sekitarnya. Injeksi Alfa Interferon (dengan nama cabang INTRON A, INFERGEN, ROFERON) diberikan secara subcutan dengan skala pemberian 3 kali dalam seminggu selama 12-16 minggu atau lebih. Efek samping pemberian obat ini adalah depresi, terutama pada penderita yang memilki riwayat depresi sebelumnya. Efek lainnya adalah terasa sakit pada otot-otot, cepat letih dan sedikit menimbulkan demam yang hal ini dapat dihilangkan dengan pemberian paracetamol.
Penyakit Hepatitis C adalah penyakit hati yang disebabkan oleh virus Hepatitis C (VHC). Proses penularannya melalui kontak darah {transfusi, jarum suntik (terkontaminasi), serangga yang menggiti penderita lalu mengigit orang lain disekitarnya}. Penderita Hepatitis C kadang tidak menampakkan gejala yang jelas, akan tetapi pada penderita Hepatitis C kronik menyebabkan kerusakan/kematian sel-sel hati dan terdeteksi sebagai kanker (cancer) hati. Sejumlah 85% dari kasus, infeksi Hepatitis C menjadi kronis dan secara perlahan merusak hati bertahun-tahun. Hepatitis C dapt di tangani dengan:
ü  Pengobatan Hepatitis C dilakukan dengan pemberian obat seperti Interferon alfa, Pegylated interferon alfa dan Ribavirin. Adapun tujuan pengobatan dari Hepatitis C adalah menghilangkan virus dari tubuh anda sedini mungkin untuk mencegah perkembangan yang memburuk dan stadium akhir penyakit hati. Pengobatan pada penderita Hepatitis C memerlukan waktu yang cukup lama bahkan pada penderita tertentu hal ini tidak dapat menolong, untuk itu perlu penanganan pada stadium awalnya.



B.     Virus HIV
Virusnya sendiri bernama Human Immunodeficiency Virus (atau disingkat HIV) yaitu virus yang memperlemah kekebalan pada tubuh manusia. Orang yang terkena virus ini akan menjadi rentan terhadap infeksi oportunistik ataupun mudah terkena tumor. Meskipun penanganan yang telah ada dapat memperlambat laju perkembangan virus, namun penyakit ini belum benar-benar bisa disembuhkan.
HIV dan virus-virus sejenisnya umumnya ditularkan melalui kontak langsung antara lapisan kulit dalam (membran mukosa) atau aliran darah, dengan cairan tubuh yang mengandung HIV, seperti darah, air mani, cairan vagina, cairan preseminal, dan air susu ibu. Penularan dapat terjadi melalui hubungan intim (vaginal, anal, ataupun oral), transfusi darah, jarum suntik yang terkontaminasi, antara ibu dan bayi selama kehamilan, bersalin, atau menyusui, serta bentuk kontak lainnya dengan cairan-cairan tubuh tersebut.
siapapun berisiko terkena HIV (human immunodeficiency virus). Virus ini pun menyebar dengan berbagai cara. Populasi kunci yang berisiko tinggi terkena HIV/AIDS adalah wanita pekerja seks (WPS): pelanggan pekerja seks (HRM) waria: lelaki yang berhubungan seksual dengan lelaki lain (MSM): serta pengguna narkoba suntik dan pasangannya (IDU).

C.    Flu burung
Flu burung atau virus H5N1 adalah penyakit menular yang pada umumnya ditemukan pada unggas (ayam, kalkun, bebek, dan telur-telurnya) dan di sejumlah tempat ditemukan juga pada babi, harimau dan manusia. Penyakit ini disebabkan oleh virus influenza tipe A. Penyakit ini dapat muncul dari bentuk yang ringan sampai berat.
Infeksi ini dapat terjadi dengan penghisapan/penghirupan barang-barang yang terinfeksi dengan virus. Manusia dapat terinfeksi apabila bersentuhan langsung dan bernapas dekat dengan anggota tubuh dan kotoran unggas yang terinfeksi serta benda-benda dan tempat yang terkontaminasi.
Pekerja yang sering terkena virus flu burung:
Kelompok berisiko tinggi ( pekerja peternakan dan pedagang)
Pencegahan:
·          Mencuci tangan dengan desinfektan dan mandi sehabis bekerja.
·         Hindari  kontak  langsung  dengan  ayam  atau  unggas  yangterinsfeksi fluburung
·         Menggunakan alat pelindung diri (contoh : masker dan pakaiankerja).
·         Meninggalkan pakaian kerja ditempat kerja.e. Membersihkan kotoran unggas setiap hari.
·         Imunisasi.
Pengobatan bagi penderita flu burung adalah:
·         Oksigenasi bila terdapat sesak napas.
·         Hidrasi dengan pemberian cairan parenteral (infus).
·         Pemberian obat anti virus oseltamivir 75 mg dosis tunggal selama7 hari.
·          Amantadin diberikan pada awal infeksi , sedapat mungkin dalamwaktu 48Jampertama selama 3-5 hari dengan dosis 5 mg/kg BB perharidibagi dalam 2dosis. Bila berat badan lebih dari 45 kg diberikan 100 mg  2 kalisehari.

D.    Flu babi
H1N1 influenza atau flu babi (swine influenza) adalah infeksi oleh satu atau beberapa jenis virus influenza babi. Virus influenza babi (swine influenza virus, SIV) merupakan ancaman bahaya dari keluarga virus influenza yang endemik pada babi. Virus flu babi terdapat umum pada populasi babi di seluruh dunia.
Penularan virus tersebut dari babi ke manusia tidak umum dan tidak selalu menyebabkan flu pada manusia, seringkali hanya menyebabkan produksi antibodi dalam darah. Jika penularan dari babi menyebabkan flu pada manusia, ia disebut flu babi zoonotik. Orang yang sering berdekatan dengan babi memiliki resiko terkena infeksi flu babi. Daging hewan yang mengidap flu babi tidak memiliki resiko infeksi jika dimasak dengan benar. Flu babi menular antar manusia, sehingga dapat menyebar dengan cepat. Penularan antar manusia memiliki cara yang sma dengan penularan flu pada umumnya yaitu dari kontak fisik dan udara (batuk atau bersin).
Jika seseorang terkena flu babi, obat anti virus dapat meringankan sakit penderita dan membuat penderita merasa lebih baik dalam waktu lebih singkat. Obat ini juga dapat mencegah flu yang lebih parah. Untuk perawatan dengan obat anti virus, yang paling baik adalah diberikan segera begitu pasien menderita sakit (dalam dua hari sejak timbulnya gejala). Selain obat anti virus diperlukan perawatan tambahan baik di rumah maupun di rumah sakit yang difokuskan untuk mengontrol demam, mengurangi nyeri dan mempertahankan keseimbangan cairan tubuh, disamping perawatan medis sekunder lainnya. Obat yang direkomendasikan untuk perawatan dan/atau pencegahan infeksi virus flu babi. adalah Tamiflu (oseltamivir) atau Relenza (zanamivir).
E.     Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD)
Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) {bahasa medisnya disebut Dengue Hemorrhagic Fever (DHF)} adalah penyakit yang disebabkan oleh virus dengue yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus, yang mana menyebabkan gangguan pada pembuluh darah kapiler dan pada sistem pembekuan darah, sehingga mengakibatkan perdarahan-perdarahan.
Proses Penularan Penyakit Demam Berdarah Dengue Penyebaran penyakit DBD ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus, sehingga pada wilayah yang sudah diketahui adanya serangan penyakit DBD akan mungkin ada penderita lainnya bahkan akan dapat menyebabkan wabah yang luar biasa bagi penduduk disekitarnya.
Pencegahan Penyakit Demam Berdarah Pencegahan dilakukan dengan menghindari gigitan nyamuk diwaktu pagi sampai sore, karena nyamuk aedes aktif di siang hari (bukan malam hari). Misalnya hindarkan berada di lokasi yang banyak nyamuknya di siang hari, terutama di daerah yang ada penderita DBD nya. Beberapa cara yang paling efektif dalam mencegah penyakit DBD melalui metode pengontrolan atau pengendalian vektornya adalah :
1. Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN), pengelolaan sampah padat, modifikasi tempat. perkembangbiakan nyamuk hasil samping kegiatan manusia, dan perbaikan desain rumah.
2. Pemeliharaan ikan pemakan jentik (ikan adu/ikan cupang) pada tempat air kolam, dan bakteri (Bt.H-14).
3.Pengasapan/fogging (dengan menggunakan malathion dan fenthion).
4. Memberikan bubuk abate (temephos) pada tempat-tempat penampungan air seperti, gentong air, vas bunga, kolam, dan lain-lain.
Pengobatan Penyakit Demam Berdarah Fokus pengobatan pada penderita penyakit DBD adalah mengatasi perdarahan, mencegah atau mengatasi keadaan syok/presyok, yaitu dengan mengusahakan agar penderita banyak minum sekitar 1,5 sampai 2 liter air dalam 24 jam (air teh dan gula sirup atau susu).
Penambahan cairan tubuh melalui infus (intravena) mungkin diperlukan untuk mencegah dehidrasi dan hemokonsentrasi yang berlebihan. Transfusi platelet dilakukan jika jumlah platelet menurun drastis. Selanjutnya adalah pemberian obat-obatan terhadap keluhan yang timbul, misalnya :
-Paracetamol membantu menurunkan demam
-Garam elektrolit (oralit) jika disertai diare
- Antibiotik berguna untuk mencegah infeksi sekunder
Lakukan kompress dingin, tidak perlu dengan es karena bisa berdampak syok. Bahkan beberapa tim medis menyarankan kompres dapat dilakukan dengan alkohol. Pengobatan alternatif yang umum dikenal adalah dengan meminum jus jambu biji bangkok, namun khasiatnya belum pernah dibuktikan secara medik, akan tetapi jambu biji kenyataannya dapat mengembalikan cairan intravena dan peningkatan nilai trombosit darah.




    II.            Penyakit kerja yang disebabkan factor biologis bakteri:
A.    Anthrax
Anthrax atau penyakit radang limpa merupakan salah satu penyakit zoonosis di Indonesia yang disebabkan oleh bakteri. Istilah anthrax berarti arang, sebab penyakit ini menimbulkan gejala pada manusia berupa bisul kehitaman yang jika pecah akan menghasilkan semacam borok (bubonic palque). Dahulu, penyakit ini dikatakan sebagai penyakit kutukan karena menyerang orang yang telah disisihkan di masyarakat, bahkan bangsa Mesir pun pernah terkena panyakit ini kira-kira 4000 tahun sebelum masehi. Anthrax ditemukan oleh Heinrich Hermann Robert Koch pada tahun 1877, sedangkan Louis Pasteur adalah ilmuwan pertama penemu vaksin yang efektif untuk Anthrax pada tahun 1881.
Penyebab
Anthrax disebabkan oleh bakteri Bacillus anthracis yang merupakan bakteri gram positif non motil dan berspora. Di bawah mikroskop tampak terlihat seperti barisan batang panjang dengan ujung-ujungnya siku, sementara di dalam tubuh inang, Bacillus anthracis tidak terlihat rantai panjang, biasanya tersusun secara tunggal atau pendek serta melindungi dirinya dalam kapsul, dan akan membentuk spora segera setelah berhubungan dengan udara bebas karena  spora diketahui dapat bertahan hidup bertahun-tahun di dalam tanah yang cocok dan bisa menjadi sumber penularan pada hewan dan manusia.  
Penularan Pada Manusia
Penularan pada manusia bisa lewat kontak langsung spora yang ada di tanah, tanaman, maupun bahan dari hewan sakit (kulit, daging, tulang atau darah).  Mengkonsumsi produk hewan yang terkena anthrax atau melalui udara yang mengandung spora, misalnya, pada pekerja di pabrik wool atau kulit binatang (Woolsorters disease).  Oleh karena itu ada empat tipe ántrax pada manusia, yaitu anthrax kulit, ántrax pencernaan/anthrax usus, anthrax pernapasan/anthrax paru-paru dan anthrax otak.  Anthrax otak terjadi jika bakteri terbawa darah masuk ke otak.


Pencegahan
Ø  Tidak memakan daging tercemar Anthrax.
Ø   Tidak menyembelih hewan yang sakit, atau jatuh karena sakit.
Ø   Tidak memanfaatkan atau bersentuhan dengan daging, jerohan, kulit, tanduk tulang, dan rambut atau bagian tubuh lainnya dari hewan/ternak penderita Anthrax.
Ø  Mencuci bersih bahan makanan sebelum dimasak.
Ø   Memasak daging dan jerohan sampai matang, karena spora dapat dimusnahkan pada suhu 90 derajat C selama 45 menit atau 100 derajat C selama 10 menit.
Ø   Mencuci tangan sebelum makan.

B.     TBC
Tuberkulosis (TBC atau TB) adalah suatu penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri Mikobakterium tuberkulosa. Bakteri ini merupakan bakteri basil yang sangat kuat sehingga memerlukan waktu lama untuk mengobatinya. Bakteri ini lebih sering menginfeksi organ paru-paru dibandingkan bagian lain tubuh manusia.
Penyebab penyakit ini adalah bakteri kompleks Mycobacterium tuberculosis. Mycobacteria termasuk dalam famili Mycobacteriaceae dan termasuk dalam ordo Actinomycetales. kompleks Mycobacterium tuberculosis meliputi M. tuberculosis, M. bovis, M. africanum, M. microti, dan M. canettii. Dari beberapa kompleks tersebut, M. tuberculosis merupakan jenis yang terpenting dan paling sering dijumpai.
Penularan penyakit ini karena kontak dengan dahak atau menghirup titik-titik air dari bersin atau batuk dari orang yang terinfeksi kuman tuberculosis.
Pengobatan TBC Paru :
Obat TBC yang utama adalah Isoniazid ,Rifampisin ,pirazinamid ,streptomisin dan etambutol. Sedangkan jenis obat tambahan yang biasa digunakan adalah kanamisin ,kuinolon ,makroloid dan amoksisilin di kombinasikan dengan klavulanat. Pengobatannya secara keseluruhannya dapat mencapai 12 bulan.

 III.            Penyakit kerja yang disebabkan factor biologis debu:
Debu merupakan salah satu bahan yang sering disebutsebagai partikel yang melayang di udara ( SuspendedParticulate Matter / SPM) dengan ukuran 1 mikronsampai dengan 500 mikron. Dalam Kasus Pencemaran udara baik dalam maupundi ruang gedung ( Indoor and Out Door Pollution)debu sering dijadikan salah satu indikator pencemaranyang digunakan untuk menunjukan tingkat bahaya baik terhadap lingkungan maupun terhadap kesehatan dan keselamatan kerja. Partikel debu akan berada di udara dalam waktu yangrelatif lama dalam keadaan melayang layang di udara kemudian masuk ke dalam tubuh manusia melalu pernafasan. Selain dapat membahayakan terhadap kesehatan juga dapat mengganggu daya tembus pandanng mata dan dapat mengadakan berbaga reaksi kimia sehingga komposisi debu di udara menjadi partikel yang sangat rumit karena merupakan campuran dari berbagai bahan dengan ukuran dan bentuk yang relatif berbeda beda.
JENIS PENYAKIT AKIBAT KERJA
Ø  Pneumokoniosis  disebabkan oleh debu mineralpembentukan jaringan parut  (Silikosis, antrakosilikosis, asbestosis) Gejala penyakit ini berupa sakit paru paru, namun berbeda dengan penyakit TBC paru.
Ø  Silikosis adalah penyakit yang paling penting dari golongan penyakit Pneumokonioses. Penyebabnya adalah silika bebas (SiO2) yang terdapat dalamdebu yang dihirup waktu bernafas dan ditimbun dalam paru paru dengan masa inkubasi 2-4 tahun. Pekerja yang sering terkena penyakit ini umumnya yang bekerja di perusahaan yang menghasilkan batu-batu untuk bangunan seperti granit, keramik, tambang timah putih, tambang besi, tambang batu bara, dan lain lain. Gejala penyakit ini dapat dibedakan pada tingkat ringan sedang dan berat. Pada tingkat Ringan ditandai dengan batuk kering, pengembangan paru-paru. Pada lansia didapat hyper resonansi karena emphysema.Pada tingkat sedang terjadi sesak nafas tidak jarang bronchial, ronchi terdapat basis paru paru. Pada tingkat berat terjadi sesak napas mengakibatkan cacat total, hypertofi jantung kanan, kegagalan jantung kanan.
Ø  Anthrakosilikosis ialah pneumokomiosis yang disebabkan oleh silika bebas bersama debu arang batu. Penyakit ini mungkin ditemukan pada tambang batu bara atau karyawan industri yang menggunakan bahan batu bara jenis lain. Gejala penyakit ini berupa sesak nafas, bronchitis chronis batuk dengan dahak hitam (Melanophtys).
Ø  Asbestosis adalah jenis pneumokoniosis yang disebabkan oleh debu asbes dengan masa latennya10-20 tahun. Asbes adalah campuran berbagaisilikat yang terpenting adalah campuran magnesium silikat pekrja yang umumnya terkenan penyakit ini adalah pengelola asbes, penenunan, pemintalan asbes dan reparasi tekstil yang terbuat dari asbes. Gejala yang timbul berupa sesak nafas, batuk berdahak/riak terdengan rhonchi di basis paru, cyanosis terlihat bibir biru. Gambar radiologi menunjukan adanya titik titik halus yang disebut “Iground glass appearance”, batas jantung dengan diafragma tidak jelas seperti ada duri duri landak sekitar jantung  (Percupine hearth), jika sudah lama terlihat penumpukan kapur pada jaringanikat.
Ø  Berryliosis,  Penyebabnya adalah debu yangmengandung Berrylium, terdapat pada pekerjapembuat aliasi berrylium tembaga, pada pembuatan tabung radio, pembuatan tabung Fluorescen pengguna sebagai tenaga atom.
Ø  Byssinosis disebabkan oleh debu kapas atau sejenisnya dikenal dengan :  Monday Morning Syndroma”atau”Monday Fightnesí” Sebag gejala timbul setelah hari kerja sesudah libur, terasa demam, lemah badan, sesak nafas, baruk-batuk, “Vital Capacity” jelas menurun setelah 5-10 tahun bekerja dengan debu.
Ø   Stannosis Penyebab debu bijih timah putih (SnO)
Ø  Siderosis disebabkan oleh debu yang mengandung(Fe202).
Pencegahan terhadap transmisi
1.      Memakai metoda basah yaitu, penyiramanlantai, pengeboran basah, (Wet Drilling)
2.      Dengan alat (Scrubber, Electropresipitator,Ventilasi Umum) Pencegahan terhap tenaga kerjanyanantara lain menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) dengan menggunakan masker.

 IV.            Penyakit kerja yang disebabkan factor biologis jamur:
Jamur merupakan salah satu mikroorganisme penyebab penyakit pada manusia. Penyakit yang disebabkan jamur pada manusia disebut mikosis, yaitu mikosis superficial dan mikosis sistemik. Mikosis superfisial merupakan mikosis yang menyerang kulit, kuku, dan rambut terutama disebabkan oleh 3 genera jamur, yaitu Trichophyton, Microsporum, dan Epidermophyton. Sedangkan mikosis sistemik merupakan mikosis yang menyerang alat-alat dalam, seperti jaringan sub-cutan, paru-paru, ginjal, jantung, mukosa mulut, usus, dan vagina.
Penyakit pada manusia
·         Panu (pitiriasis versikolor): menyerang kulit, bercak putih, merah, atau hitam.
·         Kurap (dermatofitosis) yang terdiri atas Tinea Apitis menyerang kulit kepala, Tinea Korporis pada permukaan kulit, Tinea Kruris pada lipatan kulit, Tinea Pedis pada sela jari kaki (athlete's foot), Tinea Manus pada kulit telapak tangan, Tinea Imbrikata berupa sisik pada kulit di daerah tertentu, dan Tinea Ungium (pada kuku). Umumnya berbentuk sisik kemerahan pada kulit atau sisik putih. Pada kuku, terjadi peradangan di sekitar kuku, dan bisa menyebabkan bentuk kuku tak rata permukaannya, berwarna kusam, atau membiru.
·         Ketombe (Pitiriasis Sika).
·         Infeksi Kandida (kandidosis) pada lipatan kulit, sela jari, sela paha, ketiak, bawah payudara, mulut (sariawan), genetalia (keputihan), dan ruam popok.
Faktor-faktor Pencetus Infeksi
·         Lembab dan panas dari lingkungan, dari pakaian ketat, dan pakaian tak menyerap keringat.
·         Keringat berlebihan karena berolahraga atau karena kegemukan.
·         Friksi atau trauma minor, misalnya gesekan pada paha orang gemuk.
·         Keseimbangan flora tubuh normal terganggu, antara lain karena pemakaian antibiotik, atau hormonal dalam jangka panjang.
·         Kehamilan dan menstruasi. Kedua kondisi ini terjadi karena ketidakseimbangan hormon dalam tubuh sehingga rentan terhadap jamur.

Cara Memastikan Penyakit Jamur
·         Pemeriksaan tampilan secara klinis.
·         Pemeriksaan dengan bantuan sinar lampu Wood (UV), kerokan kulit, mukosa, kuku untuk pemeriksaan mikroskopik, dan pemeriksaan biakan untuk mengetahui jenis jamurnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar